Cast :
Caitlin Victoria Beadles
Justin Drew Bieber
Selena Marie
Gomez
Weronika
Mamot
Ariana
Grande
Chaz Somers
Ryan Buttler
Christian Beadles
“Senior High
School of Canada”, terpampang jelas nama itu di depan gerbang sekolah. Sekolah yang terkenal elite dan kepandaian seorang muridnya.
Caitlin, murid baru merasa takjub dengan bangunan sekolah yang luas nan indah itu.
Ia melangkahkan kakinya keruang kepala sekolah bersama daddynya. Betapa
senangnya dia, bisa belajar di sekolah impiannya. Ya meskipun ia akan
bersekolah di SHS of Canada kurang lebih 1 tahun saja.
Setelah urusan daddy dan kepala
sekolah itu selesai, kepala sekolah itu pun mengantarkan Caitlin ke kelas
barunya.
“Semoga kau betah ya, sekolah disini.
Kalau ada masalah, bilang saja ke saya” kata sang kepala sekolah saat
diperjalanan menuju kelas yang akan ditempati Caitlin.
“Oh iya Mrs. Terima kasih..” sahut
Caitlin.
“Ini kelas kamu, silahkan masuk” ucap
Mrs Jane, sang kepala sekolah mempersilahkan Caitlin masuk ke kelas barunya.
“Morning Mrs..” sapa Caitlin kepada
guru yang sedang mengajar di kelas.
“Morning, kamu murid baru ya? Silahkan
perkenalkan dirimu..” ucap sang guru dengan ramah.
“Hai semua, namaku Caitlin Victoria Beadles.
Kalian bisa memanggilku Caitlin atau Caity” kata Caitlin memperkenalkan diri.
“Iya Caitlin…”ucap mereka serempak
kecuali laki-laki yang duduk di bangku urutan kedua dari depan itu.
“Oke, kamu
bisa duduk disebelah Ariana” kata guru itu memberi tahu.
“Terima kasih..” ucap Caitlin lalu berjalan menuju bangkunya yang tepat di samping laki-laki pendiam tadi. Caitlin merasa risih, karena laki-laki itu menatapnya tanpa arti. Tapi Caitlin tak memperdulikannya.
“Hai,,” sapa Ariana.
“Hai juga…” sahut Caitlin.
“Aku Ariana Grande..” ucap Ariana
sambil mengulurkan tangannya pada Caitlin.
“Aku Caitlin Beadles..” jawab Caitlin
sambil membalas uluran tangan Ariana.
Padahal baru mengenal, namun nampaknya
mereka sudah akrab. Ditambah lagi dengan adanya Weronika. Mulai saat itu,
mereka bersahabat. Saat bel istirahat berbunyi, mereka bertiga menuju kantin
sekolah. Caitlin melihat seorang laki-laki pendiam tadi bersama kedua temannya.
“Mereka siapa sih?” pertanyaan itu
muncul dari mulut Caitlin.
“Yang mana? Mereka bertiga? Ucap
Weronika sambil menunjuk ketiga laki-laki itu. Catlin pun mengangguk.
“Yang samping kanan itu namanya Chaz,
yang tengah namanya Justin, dan yang samping kiri namanya Ryan.” Jelas
Weronika.
“Justin itu pendiam orangnya, tapi
kalau ada mereka berdua, Justin jadi konyol dan jahil.” Tambah Ariana
disela-sela makannya.
Skip>>>>>>>>>
5 bulan kemudian
Well, let me tell you a story
About a girl and a boy
He fell in love with his best friend
When she's around, he feels nothing but joy
But she was already broken, and it made her blind
But she could never believe that love would ever treat her right
About a girl and a boy
He fell in love with his best friend
When she's around, he feels nothing but joy
But she was already broken, and it made her blind
But she could never believe that love would ever treat her right
*Caitlin POV*
Ternyata Justin lucu orangnya. Well,
dia tak seburuk yang kukira. Memang awalnya ia agak terlihat misterius. Tapi
lama-lama sikapnya konyol dan jahil. Aku baru sadar, ternyata ia tmpan juga.
“Cait, ke kantin yuk..” ucap Justin
tiba-tiba, membuyarkan lamunanku.
“Eehh, nga..ngapain?” ucapku
terbata-bata.
“Kamu udah makan belum?” Tanya Justin
perhatian.
“Belum… hehehehe..” jawabku
cengengesan.
Justin pun langsung menarik tanganku
menuju kantin. Sepanjang perjalanan menuju kantin, ia masih tetap menggenggam
tanganku.
At Kantin
“Kamu mau pesan apa sayang?” Tanya
Justin santai.
“Hahh, apa yang kau bilang?” ucapku.
“Sayang…. Memang kenapa? Tak boleh?”
kata Justin enteng.
“Memang kau siapaku? Panggil sayang
lagi…” ucapku penasaran.
“Terserah gue dong..” kata Justin
dengan logat alaynya.
“Aisshhh..” ucapku kesal, lalu
menjitak kepalanya.
“Ihh, galak bener. Aku cium lhoo..”
canda Justin.
“Huaa, aku bilangin mommy lho, kalau
kau berani-berani nyium aku..” sahutku kesal.
“Sudah ah, pesan makanan dulu. Jangan
marah gitu dong..” kata Justin
*Author POV*
Setelah selesai makan, mereka berdua
menuju kelasnya. Setelah selesai pelajaran, bel sekolah berbunyi menandakan jam
sekolah telah usai. Murid-murid pun berhamburan keluar sekolah dengan riang
gembira.
Terlihat Caitlin, Ariana, dan Weronika
menyusuri koridor sekolah menuju pintu gerbang sekolah. Tiba-tiba dari
belakang, Justin mengambil ponsel Caitlin yang sedari tadi dipegang oleh
Caitlin. ”Sssstt”
“Aahhh, Justin kembalikan
handphoneku..” Teriak Caitlin. Justin pun berlari. Sontak Caitlin pun
mengejarnya.
Setelah capek berlari, Justin dan
Caitlin pun berhenti. Caitlin berusaha meraih handphonenya dari tangan Justin,
tapi usaha Caitlin sia-sia.
“Cieee, mesra banget sih. Lagi
pedekate nih..” teriak Ariana, Weronika, Chaz, dan Ryan dari kejauhan. Tapi
Caitlin dan Justin tak menghiraukannya.
“Justin, sudah dong. Aku capek.
Kembalikan handphoneku ya.. Ku mohon..” kata Caitlin memelas.
“Hmmmm,, Gimana ya?” kata Justin
sambil berpikir.
“Balikin dong, aku mau pulang!” ucap
Caitlin memohon.
“Iya sudah. Ini handphonemu…” Justin
pun akhirnya mengalah.
Sesampainya dirumah, Caitlin pun
segera mandi. “Toookk tokk” bunyi pintu kamar Caitlin.
“Iya siapa?” kata Caitlin dari dalam
sambil mengeringkan rambutnya.
“Ini aku kak, adikmu yang paling
tampan..hihihi” ucap Chris cekikikan. Chris adalah adik Caitlin. Nama
lengkapnya Christian Jacob Beadles.
“Aisshhh, tampan darimana… Gak nyadar kalau
jelek…” sindir Caitlin.
“Kau bilang apa tadi kak??... Mommy,
kak Caitlin bilang kalau aku jelek…Huaaa” teriak Chris
“Aduhh Chris…” kata Caitlin sambil
membuka pintu kamarnya dan menarik Chris masuk ke dalam.
“Kenapa kau suka sekali mengaduh?”
keluh Caitlin.
“Biarin… weeekkk” sahut Chris sambil
menjulurkan lidahnya.
“Terserah kau. Ngomong-ngomong ada mau
apa kamu senyum-senyum seperti itu?” Tanya Caitlin penasaran karena melihat
Chris tersenyum tanpa arti.
“Kerjain tugas sekolahku dong kak…”
ucap Chris sambil menunjukkan tampang puppy facenya.
“Aku tak mau” jawab Caitlin.
“Aaahh, pelit” ucap Chris.
“Biarin..” jawab Caitlin.
Skip>>>>>>>>
Matahari pun mulai memancarkan
sinarnya. Caitlin pun terbangun dari tidur nyenyaknya. Setelah mandi dan
bersiap-siap untuk sekolah, ia turun dari kamarnya yang berada dilantai atas
untuk menyempatkan sarapan terlebih dahulu.
“Morning mom, dad, Chris” sapa
Caitlin. Mom dan dad Caitlin tersenyum kecuali Chris yang masih kesal dengan
Caitlin.
“Bagaimana sekolahnya? Tanya daddynya
Caitlin
“Lancar kok dad..” jawab Caitlin.
“Teman-temannya gimana?” sahut
mommynya.
“Menyenangkan, mereka baik denganku..”
ucap Caitlin sambil tersenyum.
Setelah selesai sarapan, ia berangkat
sekolah bersama daddy dan adiknya. Saat sampai di deigerbang sekolah, Justin
menunggu Caitlin.
“Hai, selamat pagi cantik..” sapa
Justin. Justin pun merangkul pundak Caitlin. Sontak Caitlin mencoba
melepaskannya. Tapi Justin tak mau melepaskan.
Mulai saat itu, setiap hari Caitin
terus memikirkan sikap-sikap romantis Justin saat ini. Caitlin tak sadar kalau
ia mulai mencintai Justin. Terkadang Caitlin pun berpikir “Kenapa aku selalu
memikirkan Justin? Apa aku mencintainya?” tapi dengan cepat ia berusaha
menghilangkan pikiran itu, karena Caitlin tak mau cintanya bertepuk sebelah
tangan.
Skip>>>>>>>
Dua bulan kemudian
*Caitlin POV*
There's nothing like us,
There's nothing like you and me
Together through the storm.
“Aku tak tahu, akhir-akhir ini Justin menjauh
dariku. Ia tak seperti dulu. Aku baru sadar, ternyata aku mencintainya. Oh
Tuhan, kenapa aku terlambat menyadarinya. Ia kini sudah menjauh. Aku tak bisa
lagi berada disampingnya. Aku merasa kehilangannya.
Tepat 1 Maret, Justin ulang tahun.
Semua temannya termasuk anak baru itu memberikan surprise ke Justin. Anak baru
itu bernama Selena Gomez. Betapa beruntungnya dia, bisa seakrab itu dengan
Justin.
Tuhan, aku tak tahu apa yang harus
kulakukan. Saat ulang tahunnya, aku tak ikut memberikan dia surprise karena aku
tahu dia tak membutuhkanku lagi. Ini sakit Tuhan. Kenapa dia menjauh? Apa
salahku?? Apa lebih baik aku belajar melupakan dan membuang rasa cinta ini? Itu
tidak mudah, Tuhan…” tulis Caitlin di buku diarynya.
*Author POV*
Caitlin merasa Justin menjauhinya.
Caitlin tak mengerti penyebabnya. Saat bertemu Justin pun ia tak berani
menatapnya. Caitlin takut kecewa.
Tiba-tiba saat Caitlin berada di taman
sekolah, Justin duduk disamping Caitlin.
“Apa kau mencintaiku?” Tanya Justin
pada Caitlin dengan pandangan lurus ke depan.
“Memang kenapa, apakah itu penting
buatmu? Jawab Caitlin tegang.
“Sudahlah, kau jujur saja..” paksa
Justin
“Kalau suka kenapa, kalau gak suka
kenapa? Ucap Caitlin.
“Jika kamu menyayangiku, ku juga akan
menyayangimu” jelas Justin
“Oke, jujur aku memang menyayangimu.
Tapi percuma, kamu sekarang menjauh dariku. Jadi apa gunanya aku menyayangimu.
Mungkin lebih baik kita berteman seperti biasa. Aku tak mau kau menjauhiku.”
Ucap Caitlin panjang lebar.
Setelah kejadian itu, Justin memang
mencoba mendekati Caitlin lagi. Caitlin merasa Justin tak seperti dulu lagi.
*Caitlin POV*
Setelah kejadian itu memang ia
mendekatiku lagi. Tapi tak lama kemudian, dia menjauh lagi. Aku mendengar,
Justin memiliki hubungan special dengan Selena. Aku juga sering melihat mereka
bercanda tawa, makan berdua di kantin, dan lain-lain. Hatiku sakit, Tuhan..
melihat mereka berdua.
5 hari kemudian
Ujian untuk kelulusan telah usai.
Senang sekali, akhirnya libur sekolah juga. Dan akhirnya aku tak melihat Justin
dan Selena lagi. Tapi bagaimana dengan acara Prom Night sabtu depan? Apakah aku
harus datang?. Aaah mungkin tidak. Aku tak mau membayangkan jika melihat mereka
berdua berdansa dan melihat Justin mengungkapkan perasaan cintanya kepada
Selena.
Aku tak mau membiarkan hati ini luka
terlalu dalam. Lebih baik aku ikut berlibur bersama keluargaku. Liburan yang
mampu membuatku melupakan sosok Justin dihatiku. Semoga aku bisa melupakannya.
Karena aku tahu, takdir tak mengizinkanku bersamanya.
“Terima kasih untuk selama ini,
Justin. Aku janji, akan belajar untuk melupakan dan menghapus cintaku kepadamu.
Aku berharap Tuhan tak mempertemukan kita suatu saat nanti. Daripada jika
bertemu denganmu aku merasa sakit lagi” ucapku sambil melihat fotoku dan justin
dulu. Segera foto itupun kubuang ke tempat sampah.